Wednesday, April 18, 2012

Produsen Kopi Gayo Ikut Pameran di AS

MedanBisnis – Redelong. Koperasi dari dataran tinggi Gayo akan mengikuti pameran kopi terbesar di dunia yang diadakan Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Oregon Convention Center, Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS). Pameran diadakan selama tiga hari, mulai tanggal 19 hingga 21 April 2012.
Untuk tahun 2012 ini, yang ikut langsung dalam pameran tersebut adalah Iwan Rahmat dari APKO, Shalat dan Aulian dari GLOC, serta Armiya dari Permata Gayo. Sementara utusan dari Asosiasi Producers Fair Trade Indonesia dan Forum Kopi Fair Trade Asia Pasifik adalah Mustawalad yang menjabat ketua organisasi tersebut.

"Agenda SCAA adalah pelaksanaan pameran kopi dan pameran peralatan yang berhubungan dengan kopi, simposium dan barista," jelas Mustawalad, Senin (16/4).

Dia menambahkan, pameran kopi terbesar ini juga akan dihadiri eksportir kopi Gayo seperti CV Ujang Jaya, GLOC dan Permata Gayo.

Produser kopi dari Gayo akan membuka dua booth (stand), yakni stand untuk pasar internasional dan stand untuk pasar AS. Pasar AS dibantu Fair Trade USA yang akan dikoordinir Armiya dan tiga koperasi yaitu APKO, GLOC serta Permata Gayo.

"Dan untuk pasar yang lebih luas seperti Eropa, Asia dan Amerika sendiri, stand kopi Gayo bersama Fair Trade International, dimana lokasi kedua stand tersebut tidak terlalu berjauhan," tambah Mustawalad.

Dijelaskan lagi, sampel untuk kebutuhan pameran ini berasal dari koperasi-koperasi yang telah memiliki sertifikat fair trade dan organik. Koperasi di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang memiliki sertifikat tersebut yakni Koperasi Ketiara, Adil Wiladah Mabrur, Kopi Gayo Organik (KKGO), Bies Utama, Sara Ate, Arinagata, Askogo, Tunas Indah, Asosiasi Petani Kopi Organik (APKO), Gayo Linge Organic Coffee (GLOC), Gayo Mandiri dan koperasi Permata Gayo.

"Bagi produser kopi Gayo, ini merupakan kesempatan yang sangat penting karena Amerika merupakan pasar utama kopi Gayo. Pada tahun 2010 kopi Gayo yang bersertifikat fair trade dan organik menempati urutan kopi keempat yang dijual di pasar Amerika," jelas Mustawalad.

Dalam pameran kopi ini, petani atau produser kopi dapat bertatap muka langsung dengan penikmat kopi, yakni mereka yang sebelumnya telah membeli kopi dari importir di AS. "Harapan kita adalah, ini dapat membuka lebih luas akses pasar untuk kopi Gayo baik itu di Amerika Serikat dan negara Eropa serta pasar baru di Asia," imbuh Mustawalad.

Setelah selesainya acara pameran, nantinya beberapa perwakilan koperasi akan melanjutkan lawatannya ke kanada serta beberapa negara Eropa seperti Swiss, guna menjajaki pemasaran kopi Gayo. (ck 09/www.medanbisnisdaily.com)

Produsen Kopi Gayo Ikut Pameran di AS

MedanBisnis – Redelong. Koperasi dari dataran tinggi Gayo akan mengikuti pameran kopi terbesar di dunia yang diadakan Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Oregon Convention Center, Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS). Pameran diadakan selama tiga hari, mulai tanggal 19 hingga 21 April 2012.
Untuk tahun 2012 ini, yang ikut langsung dalam pameran tersebut adalah Iwan Rahmat dari APKO, Shalat dan Aulian dari GLOC, serta Armiya dari Permata Gayo. Sementara utusan dari Asosiasi Producers Fair Trade Indonesia dan Forum Kopi Fair Trade Asia Pasifik adalah Mustawalad yang menjabat ketua organisasi tersebut.

"Agenda SCAA adalah pelaksanaan pameran kopi dan pameran peralatan yang berhubungan dengan kopi, simposium dan barista," jelas Mustawalad, Senin (16/4).

Dia menambahkan, pameran kopi terbesar ini juga akan dihadiri eksportir kopi Gayo seperti CV Ujang Jaya, GLOC dan Permata Gayo.

Produser kopi dari Gayo akan membuka dua booth (stand), yakni stand untuk pasar internasional dan stand untuk pasar AS. Pasar AS dibantu Fair Trade USA yang akan dikoordinir Armiya dan tiga koperasi yaitu APKO, GLOC serta Permata Gayo.

"Dan untuk pasar yang lebih luas seperti Eropa, Asia dan Amerika sendiri, stand kopi Gayo bersama Fair Trade International, dimana lokasi kedua stand tersebut tidak terlalu berjauhan," tambah Mustawalad.

Dijelaskan lagi, sampel untuk kebutuhan pameran ini berasal dari koperasi-koperasi yang telah memiliki sertifikat fair trade dan organik. Koperasi di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang memiliki sertifikat tersebut yakni Koperasi Ketiara, Adil Wiladah Mabrur, Kopi Gayo Organik (KKGO), Bies Utama, Sara Ate, Arinagata, Askogo, Tunas Indah, Asosiasi Petani Kopi Organik (APKO), Gayo Linge Organic Coffee (GLOC), Gayo Mandiri dan koperasi Permata Gayo.

"Bagi produser kopi Gayo, ini merupakan kesempatan yang sangat penting karena Amerika merupakan pasar utama kopi Gayo. Pada tahun 2010 kopi Gayo yang bersertifikat fair trade dan organik menempati urutan kopi keempat yang dijual di pasar Amerika," jelas Mustawalad.

Dalam pameran kopi ini, petani atau produser kopi dapat bertatap muka langsung dengan penikmat kopi, yakni mereka yang sebelumnya telah membeli kopi dari importir di AS. "Harapan kita adalah, ini dapat membuka lebih luas akses pasar untuk kopi Gayo baik itu di Amerika Serikat dan negara Eropa serta pasar baru di Asia," imbuh Mustawalad.

Setelah selesainya acara pameran, nantinya beberapa perwakilan koperasi akan melanjutkan lawatannya ke kanada serta beberapa negara Eropa seperti Swiss, guna menjajaki pemasaran kopi Gayo. (ck 09/www.medanbisnisdaily.com)

Wednesday, April 04, 2012

Kepribadian dan Kopi Favoritnya

Oleh : Erika Paula

Dari jenis kopi yang disukai seseorang terletak pula ciri kepribadiannya. Apa dan bagaimana kopi menceritakan karakter peminumnya?

1. Kopi instan
Di mana-mana banyak dijual kopi instan. Yang dibutuhkan hanyalah air panas untuk menyeduhnya, aduk, langsung minum. Ada yang sudah dicampur susu, ada pula kopi murni. Penggemar jenis kopi ini biasanya ingin segala sesuatu cepat dan segera, tanpa perlu bersusah payah. Kadang mengorbankan kualitas demi mengejar waktu. Bisa jadi, perempuan pertama yang disukainya langsung "ditembak" untuk jadi pacar meski baru kenal seminggu.

2. Kopi non-kafein
Semua orang tahu, kopi mengandung kafein yang bisa membahayakan kesehatan, tetapi sering kali disangkal oleh para kopi mania. Bagi yang suka aroma kopi tapi takut akan kafeinnya, ada sejenis minuman yang disebut kopi non-kafein (decaf). Penggemar minuman ini sangat peduli pada masalah kesehatan. Sangat selektif memilih makanan atau minuman yang menyehatkan saja. Ia juga takut mengambil risiko yang bisa membahayakan dirinya.

3. Kopi giling
Ada yang suka minum kopi langsung dari biji kopi segar yang digiling. Di supermarket dan toko dijual jenis kopi segar ini. Namun, bila si dia punya alat giling kopi di rumahnya, berarti dia suka menggiling sendiri biji kopinya. Artinya, dia selalu ingin mengerjakan segala sesuatu sendiri, sangat mandiri, dan tidak tergantung pada siapa pun. Bisa pula diartikan, dia tidak mudah percaya pada orang lain.

4. Espresso
Jenis kopi ini sangat kuat dan sangat hitam karena dibuat langsung dari biji kopi dengan kadar air yang sangat sedikit. Disebut espresso karena cafe dan restoran menghidangkannya dalam waktu singkat di gelas kecil. Ini berkat teknologi mesin espresso dari Italia. Penggemar jenis kopi ini menyenangi pengalaman yang hebat, keras, dan penuh tantangan. Meski suka pada hal-hal berbahaya seperti mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Mereka juga biasanya sangat kreatif. Di sisi lain, mereka sangat penuntut, baik pada diri sendiri, maupun orang di sekitarnya.

5. Cappuccino
Cappuccino adalah espresso ditambah campuran susu, dihidangkan di gelas besar. Perpaduan kopi espresso dan susu menghasilkan warna coklat mirip pakaian para biarawan Capuchin, maka dinamakan cappucino. Penyuka jenis ini termasuk orang yang santai dalam menghadapi apa pun. Tidak mau diburu-buru, meski pada akhirnya segala sesuatu dapat dibereskannya. Hidup baginya seperti menikmati cappucino, ringan namun tetap nikmat.

6. Kopi campuran
Sekarang ini banyak kopi yang dicampur berbagai bahan sehingga menghasilkan aneka rasa. Ada kopi yang dicampur sirup karamel, ditambah bubuk kayu manis, atau ditambah moka. Penyuka jenis kopi ini tidak suka pada hal-hal yang dianggap wajar oleh banyak orang. Inginnya tampil dan berpikiran beda. Bersamanya, orang tidak pernah bosan, karena ia selalu menemukan hal-hal baru untuk dilakukan.

7. Kopi Irlandia
Ada satu jenis kopi yang sangat keras, yaitu kopi Irlandia (Irish coffee). Keras karena dicampur alkohol. Kopi dan alkohol punya efek bertentangan. Kopi membuat orang melek dan mengaktifkan kesadaran, sementara alkohol membuat pikiran tidak sadar. Penggemar minuman ini punya ide, pikiran, dan sifat yang kadang berseberangan. Dalam satu waktu, ia bisa terlihat gembira, dan sejenak kemudian murung.

8. Kopi tubruk
Bubuk kopi diseduh bersama ampasnya, kadang tanpa gula, dan diminum selagi ampasnya masih mengambang. Penggemar kopi ini suka segala sesuatu yang alamiah, dan tidak toleran pada kebohongan. Betapa pun pahitnya sebuah kebenaran, ia akan menerima.

Sumber: Majalah CHIC

Cara Nini Menginternasionalkan Kopi Gayo

Oleh: IHAN NURDIN

Bagi anda yang suka plesiran, barangkali pernah meneguk nikmatnya kopi di Hoka-hoka Bento di Merdeka Walk, Medan, atau harumnya kopi di Corner Coffee Jakarta. Bagi anda yang pernah mencicipinya barangkali akan terus terkenang akan kelezatan dan keharuman kopi bercitarasa tinggi itu. Tetapi, tahukah anda dari mana kopi nikmat itu berasal?

Adalah Nini, pengusaha kopi dari Bener Meriah yang telah mensuplai kopi-kopi berkualitas tinggi tersebut ke berbagai tempat di tanah air. Hampir di setiap pulau di Indonesia ia memiliki relasi bisnis yang membantunya memasarkan kopi Arabika produksinya.

Tak hanya Hoka-hoka Bento dan Corner Coffee, Nini juga menjadi supplier kopi untuk Hotel Garuda Plaza Medan. Bahkan kopi gayo hasil produksi home industri Nini pernah masuk Hotel Aston, Medan. Di Banda Aceh, bubuk kopi produksi Nini bisa dinikmati di CafĂ© Ring Road. “Saat ini juga sedang dalam proses negosiasi dengan pihak Plaza Indonesia,” kata Nini kepada The Atjeh Post, di Hermes Palace Banda Aceh, Rabu 14 Maret 2012.

Mengenakan baju batik warna hijau, dipadu dengan celana kain warna coklat muda, Nini tampak begitu segar. Rambutnya sepanjang bahu ia biarkan tergerai, kaca mata berbingkai hitam bertengger menutupi matanya yang sipit, khas ras mongoloid.

Nini satu-satunya peserta Aceh Cocoa and Coffee Conference (ACCC) untuk kategori pengusaha kopi dari Bener Meriah. Kepada The Atjeh Post ia mengatakan, selama ini kopinya tak hanya beredar di nusantara, tapi juga juga telah menembus pasar internasional. Umumnya masih di kawasan Asia seperti Malaysia, Taiwan, Korea, Cina dan Jepang. “Mereka pesan sendiri kepada saya setelah mereka coba di restauran atau pun hotel yang mereka datangi ketika berkunjung ke Indonesia,” katanya.

Untuk bisa menembus pasar tnternasional, tentu bukan hal yang mudah bagi Nini. Selama ini ia melakukan promosi dan lobby sendiri tanpa pernah dibantu oleh pemerintah kabupaten melalui dinas terkait. Karenanya, Konferensi yang menurutnya sangat penting ini tidak bisa dipastikan apakah ada hasilnya dan manfaat langsung yang bisa dirasakan oleh pengusaha.

“Kalau soal kualitas, produksi kopi kita sudah bagus, tetapi perhatian dari pemerintah yang sangat kurang. Yang punya potensi besar untuk mempromosikan usahanya ke luar, justru mendapat kendala yang besar dari pemerintah, jangankan yang rumit seperti ijin ekspor tetapi yang sepele seperti mendapatkan ijin BP POM saja sangat sulit,” cerita Nini.

Selama dua tahun terakhir, Nini sudah melakukan tiga kali pengajuan ke BP POM propinsi, tetapi sampai hari ini belum ada hasilnya sama sekali. Bahkan, menurut Nini persyaratan yang diajukan terkesan sangat sepele. Yaitu tidak memperbolehkan bangunan pabrik mempunyai sudut-sudut dengan dalih berdampak pada kebersihan pabrik.

Padahal sebagaimana diungkapkan Nini kalau untuk kebersihan pabrik, bisa dipastikan pabriknya sangat bersih dibandingkan pabrik-pabrik home industri lainnya. Bahkan Nini berkeinginan untuk mengunjungi pabrik teh botol Sosro di Jakarta. Tujuannya, ia ingin memastikan apakah standar yang ditetapkan pemerintah pada pabrik-pabrik kecil sudah diterapkan pada pabrik besar atau belum.

Menurutnya jika usaha home industri diberlakukan persyaratan yang rumit oleh Pemerintah, ujung-ujungnya bisa mematikan usaha itu sendiri.

Akibat dari tersendatnya ijin yang dikeluarkan oleh BP POM, Nini juga terkendala untuk mendapatkan label halal dari MUI. Karena ijin MUI mengacu pada hasil laboratorium yang dikeluarkan oleh BP POM.

Meski terkesan dipersulit Nini tak pernah patah semangat. Ia selalu optimis karena memiliki obsesi lain dibalik usahanya dalam memasarkan kopi Gayo. Selama ini, menurut Nini, kopi Gayo telah kehilangan identitas. Baru beberapa tahun terakhir ini kembali booming di pasaran. Ia merasa memiliki kewajiban mengembalikan identitas tersebut.

Penyebabnya, kopi yang dihasilkan di dataran tinggi di Gayo dijual sebagai bahan baku mentah ke daerah lain. Sehingga begitu kopi Gayo siap dipasarkan sebagai barang jadi maka yang muncul adalah label daerah lain.

“Seperti kopi Gayo yang kemudian berubah menjadi kopi Sidikalang, padahal bahan bakunya kopi Gayo tetapi karena diproduksi di Sumatera Utara, jadilah dia kopi Sidikalang,”

Kenyataan inilah yang membuat Nini begitu bersemangat mengembalikan citra kopi Gayo yang diproduksinya. Ia pun telah mematenkan kopinya dengan merk dagang Optimum Prime ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Ham Pusat.

Diakui Nini ia mengalami kesulitan dalam mengurus proses pematenan produknya. Karena minimnya informasi yang ia dapatkan, di sinilah menurutnya pemerintah berperan besar dalam merangkul pengusaha-pengusaha skala kecil yang ingin memasarkan produknya.

Tak hanya soal hak paten, Premium Prime yang diproduksi oleh CV Mutiara Gayo milik Nini juga menggunakan kemasan yang berstandar internasional yang diimpor langsung dari Taiwan. Begitu juga dengan mesin, juga impor dari Taiwan. Ia juga mengusahakan ada SNI untuk produksi kopinya, meski tidak ada keharusan mengenai hal itu.

Dengan kehadirannya di konferensi tersebut Nini seolah ingin mengatakan, bahwa ia juga mempunyai cara sendiri dalam menginternasionalkan kopi Gayo.[]

Sumber: http://atjehpost.com

Permintaan Bibit Kopi Gayo Meningkat

Pasca pelepasan varietas kopi Arabika Gayo-1 dan Gayo-2 sebagai kopi unggulan nasional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, yang disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian, Nomor 3998/Kpts/SR.120/12/ 2010 pada tanggal 29 Desember 2010 lalu, permintaan bibit kopi meningkat tajam.

Menurut Ir Amir Hamzah, Kepala Kebun Percobaan (KP) Gayo Kabupaten Bener Meriah yang berada di bawah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh, untuk tahun 2011 lalu, pihaknya telah menjual sekitar 110.000 bibit kopi terdiri Gayo-1 (Timtim), Gayo-2 (Borbor) dan P-88 ex Thailand. Tingginya permintaan terhadap bibit kopi tersebut merupakan berkah karena dapat meningkatkan kesejahteraan. “Sekarang setiap karyawan telah bersemangat melakukan pembibitan sendiri di halaman rumah masing-masing dan tanah-tanah kosong dalam komplek kebun,” ujar Amir.

Menurut lelaki kelahiran Tiro 6 Oktober 1962 ini, kegiatan pembibitan tahun ini malah ditingkatkan menjadi dua kali lipat dari tahun lalu. Dalam masa 7 – 8 bulan bibit dengan tinggi sekitar 40 – 50 cm dijual dengan harga Rp 1.500,- sedangkan pemesanan luar daerah dikenai ongkos kirim. Disebutkan, permintaan tidak hanya dari petani setempat, namun juga dari kabupaten lain seperti Aceh Tengah dan Gayo Lues. Bahkan permintaan juga dari Sumatera Utara, Jambi, Jawa Barat dan lain-lain dalam bentuk biji yang sudah terseleksi. Semua kegiatan tersebut dilakukan di bawah Koperasi Kopi Arabika (Kopkar).

Selain Kopi Gayo 1 dan Gayo 2, permintaan terhadap varietas P-88 juga cukup tinggi bahkan ada petani yang lebih suka P-88 yang sedang diusulkan untuk dilepas sebagai varietas unggul nasional. Keunggulan varietas ini antara lain mutu dan produksi tinggi serta tahan terhadap hama penyakit.

Sementara itu Varietas Gayo-1 cocok dibudidayakan di ketinggian antara 1.000-1.600 meter di atas permukaan laut (dpl), sedangkan Gayo-2 merupakan kopi Borbor yang kondisinya cocok dikembangkan di atas ketinggian 1000 m dpl.

Sumber: BPTP Aceh

Pasaran Kopi Gayo Melejit di Amerika

Aceh Tengah-Kunjungan kerja Pj Gubernur Aceh, Tarmizi A. Karim ke Tanah Gayo disambut Tarian Saman Gayo. Kunjugan kerja ini untuk mensosialisasikan Pemilukada damai dengan beberapa kepala daerah di Aceh Tengah.

Begitu Tarmizi Karim menginjakkan di tanah Gayo, langsung disambut dengan meriah dan dipasangan kain upoh ulen-ulen. Kain ini dipasangkan sebagai tanda penghargaan untuk raja. "Pj gubernur sudah menjadi urang Gayo," suara protokoler menyambuat Pj gubernur Aceh.

Rombongan pj gubernur disungguhkan juga disungguhkan tarian Munalo yang diperankan oleh satu orang pemuda dan beberapa orang gadis cantik.

Setelah sampai Tarmizi di pendopo Bupati Aceh Tengah, langsung menemui bupati Aceh Tengah, Nazaruddin, Bireun, Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Tenggara.

Pj gubernur Aceh, disungguhkan kopi Arabika Gayo, dalam jamuan itu Tarmizi memuji kopi Gayo. "Kopi Gayo sudah diakui dunia," tukasya.

Kata Tarmizi, kopi di Amerika, pertama sekali disuplai itu dari Aceh. "Dulu kopi kita nomor 3, sekarang melejit di Amerika," imbuhnya. Kunjungan kerja ke Aceh Tengah, Pj Gubernur disungguhkan kopi Arabika Gayo

Pj gubernur Aceh, disungguhkan kopi Arabika Gayo, dalam jamuan itu Tarmizi memuji kopi Gayo. "Kopi gayo sudah diakui dunia," tukasya.

Tambahnya, kopi gayo harus diekspor ke luar, dan lebih penting harus diolah disini, jangan bahan baku yang diekspor.[Hayatullah Zuboidi | The Globe Journal]

Petani Mengeluh, Harga Kopi Gayo Anjlok

Takengen, (Analisa). Harga kopi Gayo di sentra kopi terbesar Sumatera, Takengon dan Redelong mengalami penurunan drastis. Padahal, sebelumnya harga kopi berada pada angka yang sangat menggembirakan petani.
Anjloknya harga kopi arabika Gayo sejak sepekan terakhir membuat sejumlah petani mengeluh karena kopi berada di pertengahan panen atau menjelang panen raya. "Kualitas kopi saat ini sangat baik, namun sayang harganya turun," kata Zulkarnain, petani di kopi di Bener Meriah, Selasa (20/3).

Dikatakan, saat ini kopi gelondong merah (cherry) dibeli pedagang Rp80 ribu/kaleng. "Itu pun tergantung kualitas kopi. Kualitas baik dibeli pedagang di atas Rp80 ribu. Padahal sebelumnya harga kopi Rp100 ribu lebih," keluh Zulkarnain.

Kahar, seorang pedagang kopi di Takengon membenarkan turunnya harga kopi. Saat ini harga kopi paling mahal Rp80 ribu/kaleng buah merah atau gelondongan. Diterangkan Kahar, kopi asalan, dengan ketentuan kadar air 18 persen serta terase (sampah) 12 persen di pasar kopi Medan Rp47 ribu.

Sementara kopi Arabika Gayo siap ekspor dibeli Rp54 ribu dengan ketentuan kadar air 14 persen dan terase 8 persen. Sebelumnya, tambah Kahar, harga kopi biji hijau atau green bean di atas Rp60 ribu.

Kopi Olahan

Pantauan Analisa, saat ini sejumlah pelaku usaha kopi pada level industri kecil menengah (IKM) sudah mulai memasuki pasaran khusus kopi olahan dan tidak lagi menjual kopi mentah (biji). Sejumlah warung kopi (cafe) tumbuh subur di seputaran Takengon dan Bener Meriah.

Di Takengon, sejumlah perusahaan asing dan lokal yang menggandeng petani dan koperasi mengirim langsung kopi Gayo ke mancanegara. Kopi arabika Gayo diminati pasar dunia karena rasa dan aroma serta jaminan berbagai sertifikat untuk kopi.

Sertifikat tersebut seperti fair trade, organic coffee, rain forest dan dua sertifikat lainnya. "Sertifikat-sertifikat ini menambah nilai harga kopi arabika di pasar dunia," kata Djumhur dari koperasi Permata Gayo.(jd)

Sumber: http://www.analisadaily.com

Produksi Kopi Gayo Turun

* Dari 1 Ton menjadi 700 Kg/Ha

REDELONG - Pemanasan global dengan perubahan cuaca tiba-tiba yang telah menjadi isu dunia, kini mendera para petani kopi Gayo, khususnya di Bener Meriah dan Aceh Tenggah. Dari hasil produksi rata-rata 1 ton biji kopi per hektare kini turun 30 persen dari 1.000 kg menjadi 700 kg/ha, sehingga pendapatan petani turun.

Hal itu terungkap dalam rapat anggota tahunan (RAT) Koperasi Permata Gayo, yang digelar di Kampung Wih Konyel, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Kamis (8/3). Manager Koperasi Permata Gayo, Ir Armia kepada Serambi seusai rapat tahun dengan para anggota menyatakan para petani kopi terus mengeluh atas turunnya produksi kopi.

“Dalam setiap rapat tahunan anggota, para petani menyampaikan keluhan dan kini, khusus mengeluhkan turunnya produksi kopi mereka akibat perubahan cuaca dan sejumlah faktor lainnya,” jelasnya. Dia mengatakan jumlah produksi kopi belum mampu ditingkatkan secara bertahap, walau anggota koperasi terus bertambah setiap tahun.

Dia mengungkapkan para petani kopi meminta solusi untuk meningkatkan produksi. “Para anggota koperasi terus mempertanyakan penyebab produksi kopi turun sebanyak 300 kg per hektare atau dari satu ton menjadi 700 kg/hektare. Saya menduga, ada pengaruh dari pemanasan global,” ujar Armia.

Disebutkan, Koperasi Permata Gayo yang berdiri sejak 2006 dengan anggota 46 orang, kini meningkat drastis menjadi 3.089 orang, tersebar di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. “Untuk RAT tahun ini, hanya diikuti sebanyak 85 orang sebagai delegasi dari seluruh anggota koperasi yang ada,” ujar Armia didampingi koordinator lingkungan Ir Djumhur.(c35)

Sumber: aceh.tribunnews.com