Takengon | Lintas Gayo : Sebuah pertemuan teknis Fasilitasi Indikasi Geografis (IG) untuk produk unggulan eksport di Takengon digelar pada Rabu dan Kamis (13-14/7) di Meeting Room Hotel Mahara Takengon.
Pelaksanaan kegiatan tersebut difasilitasi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh. Hadir mewakili Kepala Dinas tersebut, Kasi Pengelolaan Hasil di Dinas tersebut, Ir. Nurlaila, MT.
Dijelaskan Nurlaila, Rabu (13/7). kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai follow up dari beberapa NGO yang telah membantu masyarakat perlindungan kopi Gayo. “Masyarakat perlindungan kopi Gayo telah memperjuangkan indikasi geografis untuk dataran tinggi meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues selama 3 tahun yang saat itu difasilitasi Aceh Pertnership for Economic Development (APED) dan UNDP. Dinas kami melanjutkan sosialisasinya kepada masyarakat”, katanya.
Dijelaskan, untuk acara tersebut pihaknya mengundang 10 orang dari 3 Kabupaten IG tersebut serta bekerja sama dengan Forum Kopi Aceh yang dipimpin oleh Drs. H. Mustafa Ali.
“Butuh peran serta semua pihak untuk membantu sosialisasi kepada masyarakat mengenai IG, karena tidak semua masyarakat tahu mengenai hal ini”, ujarnya.
Dilanjutkan Nurlaila, setelah ada IG maka masyarakat harus tahu tata cata memilih bibit, pemeliharaan dan pasca panen, maka pihaknya menunjuk pemateri dari Forum Kopi Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan beberapa narasumber berkompeten.
“Pemateri yang kita hadirkan untuk menyampaikan banyak hal kepada para peserta sehingga bagaimana mutu dan kualitas tetap menjadi yang terbaik dan dengan harga baik dengan demikian Insya Allah petani dapat terbantu”, harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Aceh Tengah, Ir. Syahrial mengatakan tekhnik pra hingga panen dan pasca panen harus dengan kriteria internasional, seperti penanaman yang tidak menggunakan pestisida melainkan dengan pupuk organik, perawatan harus baik.
Syahrial juga menyatakan pihaknya bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan untuk bersama-sama menyampaikan manfaat penggunaan pupuk organic.
“Sertifikat IG harus dipertahankan dan untuk itu sejumlah dinas terkait terlibat untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat petani kopi,” ujarnya sambil menambahkan saat ini pihaknya tengah bekerja sama dengan IOM agar penyuluh atau tekhnisi dilatih menjadi tutor, sehingga para tekhnisi dapat melakukan sosialisasi dengan para petani kopi mengenai budi daya tanaman kopi yang baik. (SP)
sumber: www.lovegayo.com
Tuesday, August 16, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment