Team Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Jember dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam dalam kurun waktu setahun terakhir telah melakukan penelitian untuk mendapatkan varietas kopi arabika di dataran tinggi gayo yang bercitarasa tinggi yang disenangi oleh konsumen luar negeri sebagai pangsa eksport terbesar kopi gayo. Tiga varietas kopi arabika yang mempunyai citra rasa tinggi tersebut yaitu varietas PB 88, Borbor, dan Timtim. Menurut Teuku Iskandar, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam , penelitan tersebut terlaksana berkat adanya kerjasama dengan Aceh Partnerships for Economic Development (APED, UNDP), dan Forum Kopi Aceh.
Hasil penelitian tersebut terungkap pada Workshop Pemaparan Hasil Uji Varietas Kopi Gayo, Sabtu (10 Oktober 2008) di Kebun Percobaan Gayo (KPG-BPTP NAD) , Pondok Gajah, Kabupaten Benar Meriah, yang dipaparkan oleh ketua team Peneliti Dr Surip Mawardi dari Puslit Kopi-Kakao, Jember, Jawa Timur. Menurut Surip, penelitian ini dimulai sejak tahun 2007 dengan metode obervasi dan pengambilan sample sembilan varietas kopi arabika yang ditanam oleh petani di dataran tinggi gayo, yakni Bergendal (varietas local, typical), S 288 (hasil seleksi di India), Borbor (hasil seleksi petani), S 795 (seleksi India, diperbaiki oleh PPKKI), Timtim (hasil seleksi KP-Gayo), C 50 (catimor type, introduksi dari Australia), Catimor Jaluk (hasil seleksi petani), P 88 (catimor type, introduksi dari Thailand) dan BP 542 A (hasil seleksi PPKKI).
Lebih lanjut Surip mengatakan “ test citarasa baik dalam negeri maupun luar negeri (Jepang, USA dan Australia) telah menemukan tiga varietas kopi arabika gayo mempunyai citarasa tinggi yakni Timtim (pada ketingian 1.250 meter dari permuaan laut/dpl), P 88 (1.400 meter dpl), dan Borbor (1.520 meter dpl)”. Keunggulan tiga varietas kopi tersebut dilihat dari beberapa indicator yaitu fragrance (bau bubuk kopi), aroma ( bau kopi setelah diseduh dengan air panas), body (kekentalan), flavor (rasa) dan rasa di mulut dan kerongkongan setelah minum kopi (after taste).
Lebih jauh Surip mengatakan “ tiga varietas kopi tersebut akan mampu merebut pangsa pasar terbesar penikmat kopi di manca negara”. Hal tersebut terindikasi, dimana akhir-akhir ini pasar kopi spesialti tumbuh pesat, khususnya di negara-negara konsumen utama, sebagai contoh katanya “ NCA (2008) melaporkan bahwa, konsumsi kopi gourmet (specialty) orang dewasa di Amerika Serikat (USA) meningkat dari 14 % menjadi 17 % pada tahun 2007 dan 2008.
Luas areal kopi arabika di dataran tinggi gayo yang mencakup Kabupaten Aceh Tengah dan Benar Meriah mencapai 70.000 hektar, dari total luas tersebut 40.000 hektar merupakan perkebunan kopi produktif. Bupati Aceh Tengah, Ir H. Nasaruddin Ibrahim MM yang ikut hadir pada Workshop Pemaparan Hasil Uji Varietas Kopi Gayo tersebut mengatakan “ Saya yakin prospek pasar untuk tiga varietas kopi tersebut cukup bagus, sehingga perlu diusulkan pelepasan kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia”. Dalam hal ini, Bupati Aceh Tengah minta Kepala BPTP NAD untuk dapat mengusulkan kepada team komisi pelepasan varietas nasional untuk proses pelepasan varietas dimaksud. Bupati Aceh Tengah juga berharap disamping citarasa, kopi arabika yang diusulkan untuk pelepasan tersebut juga memiliki produksi yang tinggi dan tahan terhadap penyakit. Kepada pihak yang terkait juga diminta untuk mengiformasikan kepada petani kopi di dataran tinggi gayo tentang tiga varietas yang diusulkan tersebut.
Workshop yang di laksanakan di ruang pertemuan KP-Gayo tersebut juga dihadiri oleh Ketua Furum Kopi Aceh, Drs Mustafa Ali, ahli kopi dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Dr Abu Bakar Karim, Dr Tony Marsh, Coffe Consultant, Highfields, Australia dan sejumlah pakar kopi di Provinsi NAD. (BPTP NAD)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment