Wednesday, December 28, 2011

Amerika Akan Bina Petani Kopi Gayo

TAKENGON - Badan sertifikasi kopi asal Amerika Serikat, Fair Trade USA menjajaki komoditi kopi di dataran tinggi Gayo. Penjajakan ini dilakukan menyusul adanya rencana Fair Trade AS melakukan kegiatan pembinaan terhadap petani, koperasi dan eksportir yang telah bersertifikat fair trade di Sumatera.

“Baru-baru ini, tiga orang dari Fair Trade USA telah melakukan sosialisasi dan peninjaun langsung ke daerah penghasil kopi ini. Termasuk bertemu dengan para produsen dan beberapa koperasi kopi yang ada di Kabupaten Aceh Tengah,” kata Freelance Consultan Fair Trade, Mahadin Gantara, kepada Serambi, di Takengon, Minggu (18/12).

Dikatakan, jika program fair trade AS mulai berjalan akan fokus kepada empat bidang, yakni soal sertifikasi fair trade, peningkatan kualitas dan kuantitas, pembangunan kapasitas bisnis dan hubungan pasar, serta akses modal. “Intinya tujuan mereka kemari ingin memberdayakan masyarakat petani kopi tentunya yang telah memiliki sertifikat fair trade,” papar Mahadin.

Lebih lanjut dikatakan, beberapa badan sertifikasi kopi Internasional yang sudah cukup dikenal dan telah eksis sejak lama seperti Fair Trade Jerman. Namun dengan kehadiran fair trade Amerika Serikat ini, sistem sertifikasi yang telah ada tidak akan terganggu. “Kehadiran fair trade AS ini, nantinya akan mempermudah akses pemasaran kopi arabika di AS,” ujar Mahadin.

Menurut Mahadin, kebutuhan kopi di AS, sekitar 75 persennya merupakan kopi arabika gayo, sehingga para konsumen di negara besar itu, membentuk fair trade Amerika Serikat mengikuti jejak Fair Trade Jerman yang telah berhasil memberdayakan petani kopi di Gayo. “Nah para konsumen di negara AS ini, juga berkeinginan untuk memberdayakan petani di Gayo sehingga membuat sebuah organisasi yaitu fair trade AS,” ungkap Mahadin.

Beberapa personel fair trade AS yang selama sepekan berada di Aceh Tengah, melakukan penjajakan di antaranya Miguel Zamora (Producer Relations and Inovation Director), Ben Schmerler (Senior Manager Coffee Supply Chain Services), dan Laura ANN Sweitzer (Coffee Project Manager). “Selain kopi, mereka juga mengakui terkesan dengan potensi wisata yang ada di Aceh Tengah,” pungkas Freelance Consultan Fair Trade ini. (c35)

Sumber: aceh.tribunnews.com

1 comment:

Happy Blogger said...

Mudah-mudahan petani di Gayo tambah maju dan makmur. Jangan sampai harganya murah dan merugikan petani.

Perlu kehati-hatian juga saat Amerika menawarakan fasilitas infrastruktur disana. Jangan sampai sumber daya alam kita di sedot seperti halnya tambang di papua. :D