Saturday, January 03, 2009

Expor Kopi Arabica “Gayo Supreme” ke Dunia

Permintaan untuk kwalitas yang tinggi dari Kopi Arabica yang telah diexpor dari “Tanah Tinggi Gayo”- Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah – telah meningkat sangat besar melebihi tahun lalu. Fakta yang ada sehubungan dengan adanya kerjasama antara Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan (KBQB) dengan perkumpulan bisnis bersama NCBA (National Cooperative Business Association) dari USA dalam Proyek Pemgembangan bantuan USAID.

Koperasi KBQB yang terdaftar di tahun 2002, tetapi sebagian besar tidak dapat mengembangkannya dalam tahun-tahun terjadinya konflik, walaupun sesudah perjanjian damai ditandatangani di bulan Agustus 2005, Badan Pengurus mengambil langkah-langkah untuk tidak hanya dengan cepat memperluas keanggotaannya, tetapi juga untuk mengembalikan reputasi dari produksi kopi di dataran tinggi Gayo untuk daerah yang cocok sebagai salah satu kopi yang paling dicari di Dunia – “Gayo Supreme”.

Sejak resminya perkumpulan ini dengan NCBA, KBQB telah menambah anggota menjadi sekitar 6.800 petani, seluruhnya telah disahkan secara internasional sebagai produser Organik. KBQB sekarang juga terdaftar “Perferred Supplier” (leveransir lebih disukai) oleh perusahaan Starbucks Coffee Company di USA, yang lagi pula baru-baru ini telah disahkan secara resmi dengan organisasi internasional Fairtrade (FLO).

Semua pengakuan-pengakuan ini membantu pemasaran produknya, dengan tidak hanya meningkatan keuntungan untuk anggota keluarga petani tetapi juga kedudukannya sebagai sebuah jaminan untuk pembeli bahwa kerjasama yang memiliki suasana/ lingkungan yang positif dan menyenangkan karyawan-karyawan dalam standar yang ditetapkan oleh ILO. Menjelang akhir Mei tahun ini, KBQB mengexpor semua produknya, dan totalnya mencapai 612 ton (35 kontainer) dimutu Kelas I Kopi Gayo Arabica dan selanjutnya 11 kontainer dimutu Kelas II, semua pembeli di USA dan Australia.

KBQB sekarang memiliki fasilitas pengolahan pengeringan di desa Wih Nareh, daerah pinggiran dari Kota Takengon, dengan kapasitas terakhir 300 ton sehari jika diperlukan. Selama waktu musim panen kopi, Koperasi ada karyawan sekitar 500 orang, untuk melaksanakan berbagai proses dari pengeringan, mengoperasikan mesin-mesin, penyortiran biji hijau dan menyokong bagian Administrasi yang diperlukan. Berhubung tidak adanya fasilitas pelabuhan export yang bisa menyediakan kontainer di pesisir Aceh Utara dan Timur maka semua kopi diexpor melalui pelabuhan Belawan/Medan.
Kopi Arabica “Gayo Supreme” yang diexpor produksi dari KBQB mempunyai karakteristik cangkir yang berisi (body) sedang, dan keasaman sedikit, dengan kadang-kadang memiliki rasa yang bersahaja dan sangat disenangi oleh pasar internasional.

KBQB, kerjasama dengan NCBA, juga diikuti dengan program rehabilitasi kopi untuk petani yang terkena konflik di daerah Gayo, dengan Koperasi Kredit Maju Bersama (KKMB), yang sekarang juga mempunyai 1.348 anggota dan pengumpulan uang tabungan melebihi Rp 100 juta. (Baburrayyan Team/Aped-Prject/kopigayo)

1 comment:

Anonymous said...

Kopi arabika sangat mahal kalu sudah di makan musang tapi nama nya menjadi kopi luwak walau pun asal nya kopi arabika